Pages - Menu

Friday, August 24

Teori Terjadinya Tata Surya

Banyak teori mengenai terbentuknya Tata Surya. Berikut ini beberapa teori tentang terbentuknya tata surya


1)  Teori Kabut/Nebula


Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan La Place pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Pada bagian tengah terjadi penggumpalan dan pemadatan gas membentuk bola gas yang besar. Bola gas tersebut terus berputar dan memepat pada bagian tengah kutub serta melebar pada bagian tengah equatornya. Kemudian sebagian gas menjauh dari gumpalan inti dan membentuk gelang-gelang memadat dan menjadi cikal bakal planet. Sedangkan intinya menjadi matahari.



2)  Teori Kant

Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant yang berkebangsaan Jerman (1724-1804). Teori Kant berpendapat, “Bahwa tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar lambat. Perputaran yang lambat menyebabkan terbentuknya konsentrasi zat yang memiiki berat jenis tinggi. Konsentrasi tersebut disebut inti, yang besar terdapat di tengah, sedangkan yanng ukurannya kecil terdapat di sekitar intibumi. Karena proses pendinginan, inti yang volumenya kecil menjadi planet, sedangkan inti yang volumenya besar menjadi matahari.”
3) Teori Planetesimal
Teori tersebut dikemukakan oleh Moulton seorang ahli astronomi dan Chamberlain seorang ahli geologi. Keduanya berkebangsaan Amerika Serikat. Menurut Teori Planetesimal, “Bahwa dalam kabut terdapat material padat yang berhamburan yang dinamakan Planetesimal. Benda padat inilah yang kemudian saling tarik-menarik diantara sesamanya. Karena gaa tarik masing-masing, lama-kelamaan terbentuklah gumpalan yang besar yang dinamakan Planet.”


4) Teori Pasang-Surut
Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres pada tahun 1919. Keduanya ilmuwan Inggris. Menurut Teori Pasang-Surut, “Bahwa pada zaman dahulu, dekat dengan Matahari, lewat sebuah bintang yang besar. Karena gaya tarik bintang tersebut, sebagian dari massa matahari membentuk tonjolan ke arah bintang tersebut. Kemudian bersamaan dengan menjauhnya bintang itu, tonjolan massa matahari itu ikut tertarik membentuk cerutu, kemudian terlepas dari matahari. Massa gas yang terbentuk terputus-putus membentuk tetesan raksasa dengan ukuran yang berbeda-beda. Tetesan gas tersebut lama-kelamaan membeku membentuk sebuah Planet.”

5) Teori Proto Planet
Teori ini dikemukakan oleh Carl  Von Weizsatecker, G.P. Kniper, dan Subrahmanyan Chandarasekhar. Menurut Teori Proto Planet, “Bahwa disekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan-gumpalan dan secara evolusi berangsur-angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan Proto Planet.”
6) Teori Awan Debu
Teori ini dikemukakan oleh Carl Von Weizsaecer. Menurut teori ini, tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Salah satu gumpalan awan gas tersebut mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut, partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan, membentuk gumpalan bola, dan mulai berpilin. Gumpalan gas yang mulai berpilin tersebut lama-kelamaan memipih menyerupai bentuk cakram. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu kemudian salin menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi berpijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.
6) Teori Awan Debu
Teori ini dikemukakan oleh Carl Von Weizsaecer. Menurut teori ini, tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Salah satu gumpalan awan gas tersebut mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut, partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan, membentuk gumpalan bola, dan mulai berpilin. Gumpalan gas yang mulai berpilin tersebut lama-kelamaan memipih menyerupai bentuk cakram. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu kemudian salin menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi berpijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.

7) Teori Bintang Kembar (Twin Star)
Teori ini dikemukakan oleh RA Lyttleton. Ia mengemukakan bahwa matahari berasal dari suatu bintang kembar dimana kedua bintang itu mengelilingi pusat gravitasi. Sebuah bintang lewat mendekati matahari, mungkin menghancurkan, dan mengubahnya menjadi massa gas besar yang berputar-putar. Bintang yang bertahan akan menjadi matahari, sedangkan korban benturan berubah dan berkembang menjadi planet-planet.